Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Mencintai Sesuatu Berarti Menjadi Hamba Nya, dan Allah Tidak Suka Engkau Menjadi Hamba Selain Nya

" Tidaklah kau mencintai sesuatu melainkan kau menjadi hamba baginya dan Allah tidak ingin kau menjadi hamba bagi selain Nya " - Ibnu Athaillah al Iskandari - Penjelasan Al Hikam : Bila kau mencintai dunia , kau akan menjadi budaknya karena kecintaan mu terhadap sesuatu yang membuatmu tunduk dan terikat kepadanya. Bahkan kau juga tidak akan mau melepas dan mencari gantinya. Sebagaimana dikatakan," Cintamu kpd sesuatu akan membutakan matamu dan membuatmu bisu." Artinya apa yang kau cintai akan memperbudak mu . jika kau mencintai selain Allah, yang kau cintai apapun bentuknya akan memperbudakmu. Sementara itu Allah tidak mau kau menjadi budak bagi selain Nya. Allah tidak rela hal itu. Dalam hadits disebutkan, " Celakalah budak dinar, Celakalah budak dirham ...." Al Junaidi berkata," sesungguhnya kau tidak akan benar benar menjadi hamba Allah yang sebenarnya, selama kau masih mencari selain Nya. Kau pun tidak akan sampai pada kebebasan yang ses...

Dahsyatnya Menundukkan Pandangan

🌾Kisah yg penuh Ibroh/Pelajaran Pemuda Maroko & Wanita Amerika Ketika ujian datang kepada kita, disaat kita berada pada kondisi yang sangat memungkinkan untuk malakukan perbuatan itu (maksiat), namun kita merasa malu kepada Alloh dan malu terhadap predikat kita sebagai "seorang muslim", maka niscaya Alloh akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik dari itu semua. Tidaklah kejayaan itu melainkan dengan Islam, tidaklah harga diri itu melainkan dengan Islam, dan tidaklah kebahagiaan itu sempurna melainkan dengan Islam. Ini adalah sebuah kisah yang sangat menarik untuk bisa diambil pelajarannya bagi kita semua. Sebuah kisah, yang mungkin pada hari ini kita selayaknya bercermin pada diri kita masing-masing, apakah yang selama ini diri kita perbuat terhadap apa-apa yang Alloh larang??? Dan Alloh akan selalu menolong hambaNya yang sabar lagi ikhlas dalam menjalankan ketaatan kepadaNya dan menjauhi laranganNya. Berikut kisah yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Has...

Rahasia Berserah Diri Kepada Allah

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Janganlah memilih untuk menarik kenikmatan-kenikmatan dan menolak setiap musibah. Jika memang kenikmatan itu telah menjadi milikmu, engkau pasti akan berusaha menariknya atau menghindarinya. Begitu juga dengan musibah, musibah itu merupakan suatu keadaan yang dapat menimpamu, yang jika telah menjadi bagianmu, maka ia akan menuntunmu, baik ketika engkau menghendakinya atau engkau berusaha untuk menghilangkannya dengan berdoa, bersabar atau menguatkan diri pada apa yang menjadi kerelaan dan keridhaan Allah. Tetapi, serahkan saja semuanya kepada Allah, sebab ketentuan-Nya akan berlaku kepada dirimu. Jika terdapat kenikmatan dalam dirimu, maka berusahalah untuk bersyukur. Dan, jika engkau mendapat musibah, maka berusahalah untuk bersabar dan tetap bersabar! Atau, boleh juga dengan berusaha untuk menyusuaikan diri, berusaha menikmati, menghilangkan diri di dalamnya, sesuai dengan kadar kemampuan dirimu. Lalu, tetaplah berjalan di atas jal...

Dialog Tuhan dan Manusia

Tuhan: "hambaku, bangunlah! Lakukan shalat malam 11rakaat!" Hamba: "Ilahi, aku lelah, tidak sanggup rasanya." Tuhan: "hambaku, lakukan 2 rakaat syafa' dan 1 rakaat witir saja!" Hamba: "Ilahi, aku lelah dan rasanya sulit bagiku untuk bangun di tengah malam." Tuhan: "hambaku shalat witir saja.." Hamba: "Ilahi, hari ini capek sekali, apa tidak ada cara lain?" Tuhan: "hambaku,  wudhulah sebelum tidur lalu menatap ke langit katakan YA ALLAH..." Hamba: "Ilahi, aku sudah ngantuk kalau aku bangun nanti ngantuknya hilang." Tuhan: "hambaku, tayammum saja di tempat tidur mu dan katakan YA ALLAH.." Hamba: "Ilahi, udara terasa dingin sekali, aku tak sanggup mengeluarkan tanganku dari dalam selimut." Tuhan: "hambaku, kalau begitu sebut saja dari dalam hati YA ALLAH, dan akan kami hitung itu sebagai shalat malam." Sampai disini si hamba sudah tidak peduli karena tert...

Tawaqal Kpd Allah Seperti Anak Kecil

Ibnu Athaillah mengatakan, "Ada yang berkata, 'Bersikaplah kepada Allah seperti anak kecil kepada ibunya. Setiap kali ditolak sang ibu, ia tetap bersimpuh di hadapannya karena tidak mengenal selainnya.'" --Ibnu Atha'illah dalam Taj Al-'Arus Sikap semacam ini sama dengan tingkatan tawakal kepada Allah, yaitu ketika seorang hamba bersikap kepada Allah seperti anak kecil kepada ibunya. Ia tidak mengenal orang lain selain ibunya sehingga ia tidak meminta pertolongan kecuali darinya, serta tidak bersandar kecuali kepadanya. Ketika melihat sang ibu, ia akan terus membuntutinya. Ketika mendapat kesulitan di saat ibunya tidak ada, kata pertama yang diucapkan lisannya adalah "Ibu!" Dan yang terlintas pertama kali dalam benaknya adalah sosok ibunya. Hanya kepada ibunyalah ia mengadu. Si anak sangat meyakini pemeliharaan, perlindungan, jaminan, dan kasih sayang ibunya. Jika anak kecil itu diminta menjelaskan sikapnya yang terikat kepada ibunya, ia mamp...

Cublak Cublak Suweng

Masih ingat dolanan saat kita masih kecil dan biasanya dilakukan pas terang bulan ? Beberapa anak ikut bermain, satu anak duduk telungkup seperti posisi sujud dan memejamkan matanya sementara anak-anak lainnya duduk mengitarinya lalu tangan anak-anak tersebut dalam posisi menengadah menunggu giliran sebuah batu kerikil yang nanti akan jatuh dalam salah satu genggaman tangan seorang anak. Sambil menggilir batu tsb anak-anak menyanyikan lagu ini. Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter, mambu ketundhung gudel, pak empo lera-lere, sopo ngguyu ndhelikake, Sir-sir pong dele kopong, Sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong. MAKNA TEMBANG CUBLAK-CUBLAK SUWENG (buah karya SUNAN GIRI) Lagu dolanan anak-anak di Jawa, karya Sunan Giri (1442M) ini berisi syair "sanepo" (simbol) yang sarat makna, tentang nilai-nilai keutamaan hidup manusia. Permainan ini pastilah sudah lama kita tinggalkan. Namun tanpa kita sadari sampai kita dewasa pun kita masih melakukan ...

Kenikmatan Sempurna adalah Rezeki Yg Mencukupi

Diantara bentuk kesempurnaan nikmat atasmu adalah ketika Dia memberi sesuatu yang mencukupi dan menahan sesuatu yang akan mencelakakanmu - Ibnu Athailah Al Sakandari - Penjelasan dalam kitab Al Hikam Di antara bentuk kesempurnaan nikmat Allah atasmu adalah ketika Dia memberimu sesuatu yg dapat mencukupi kebutuhanmu dan menahan sesuatu yg mencelakakanmu atau menjerumuskanmu ke dalam tindakan berlebihan (thughyan), terutama dalam urusan harta. Allah SWT berfirman," Ketahuilah ! sesungguhnya manusia itu benar benar melampaui batas karena dia melihat dirinya serba cukup." ( QS Al-alam [96]:6-7) Di dalam hadits disebutkan, " Apa yg sedikit dan cukup lebih baik daripada yg banyak tetapi melenakan." Pemberian yg tidak mencukupi kebutuhan biasanya akan membuat orang sibuk dan melalaikan ketaatan kepada Allah. Pemberian semacam itu tidak disebut sebagai kesempurnaan nikmat. Subhanallah