Skip to main content

Sholat Dahsyat

Sholat Dahsyat

Dari Abu Utsman r.a., Ia berkata, "Saya dan Salman berada di bawah sebatang pohon, lalu ia mengambil sebatang ranting kering dari pohon itu dan mengguncang-guncangkannya sehingga daun-daunnya berguguran. Ia berkata, "Hai Abu Utsman, mengapa engkau tidak bertanya kepada saya, mengapa saya berbuat begini?" Saya bertanya, "Mengapa engkau berbuat demikian?" Jawabnya, "Beginilah Rasulullah saw. melakukannya di hadapan saya ketika saya bersama beliau di bawah sebatang pohon. Beliau mengambil ranting kering dan mengguncangkannya sehingga daun-daunnya berguguran. Lalu beliau bersabda, "Wahai Salman, mengapa kamu tidak bertanya kepadaku mengapa aku berbuat begini?" Saya bertanya, "Mengapa engkau berbuat demikian?" Sabda Beliau,

"Sesungguhnya jika seorang muslim berwudhu dengan sempurna, kemudian shalat lima waktu, niscaya dosa-dosanya gugur sebagaimana daun-daun ini berguguran."

Dan beliau membacakan satu ayat yang artinya, "Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam, sesungguhnya amal kebaikan menghapuskan kejahatan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat (kepada Allah)." (Q.s. Huud : 114). (Ahmad, Thabrani, Nasa'i).

Perbuatan Salman r.a. yang ia tunjukkan dalam hadits di atas merupakan sebagian kecil dari bukti rasa cinta para sahabat kepada Nabi saw.. Siapa pun yang mencintai orang lain, ia akan meniru tingkah laku orang yang dicintainya. Orang yang telah merasakan manisnya cinta tentu memahami hakikat ini dengan baik. Begitu juga para sahabat, mereka sering mengulangi sabda-sabda Nabi saw. dengan menirukan perbuatan beliau ketika beliau menerangkannya.

Hadits-hadits mengenai pentingnya shalat dan ampunan dosa bagi yang mengerjakannya tidak terhitung banyaknya, sehingga sulit untuk disebutkan semuanya di sini. Hadits-hadits mengenai hal itu telah diriwayatkan sebelumnya. Alim ulama telah membatasi pengampunan tersebut pada dosa-dosa kecil saja, sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya. Padahal, di sini tidak ada pembatasan dosa kecil atau besar, tetapi mutlak disebutkan dosa-dosa saja.

Ayah saya (Syaikh Maulana Muhammad Yahya rah.a.- pent.) memberikan dua penjelasan ketika mengajarkan bab ini:

1. Tanda-tanda seorang muslim diantaranya ialah, jika ia menyadari telah melakukan dosa besar, maka ia akan menangis dan ia benar-benar menyesali atas dosanya serta tidak mengulangi dosa itu lagi. Seorang muslim juga tidak akan meremehkan dosa-dosa kecil dan akan selalu berharap agar dosa-dosanya dapat diampunkan ALLAH melalui shalatnya. Sebaliknya, jika tanpa memperhatikan shalatnya, seseorang akan sulut mengenali dosa-dosa besarnya. Sehingga apabila ia melakukan dosa-dosa, ia akan tetap sulit untuk bertaubat.

2. Seseorang yang shalat dengan ikhlas dan menunaikan adab serta sunahnya berarti ia sudah bertaubat dan beristighfar beberapa kali, sebab di akhir bacaan Tahiyyaat terdapat doa yang diajarkan Rasulullah ke Abu Bakar ;

"Abu Bakr radhiallahu 'anhu pernah berkata kepada nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai rasulullah, ajarilah aku sebuah do'a yang bisa kupanjatkan dalam shalatku." Nabi menjawab, "Katakanlah, Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsira wa laa yaghfirudz dzunuba illa anta faghfirli min 'indika maghfiratan innaka antal ghafurur rahim"

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menzhalimi diri sendiri dan tidak ada yang mampu mengampuni dosa melainkan Engkau, maka berilah ampunan kepadaku dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau maha pengampun dan maha penyayang." [HR. Bukhari : 6839]

Di dalam hadits di atas, kita juga dianjurkan untuk menyempurnakan wudhu dengan memperhatikan adab dan sunah-sunah wudhu. Adapun satu sunnahnya adalah bersiwak. Bersiwak adalah sunah wudhu yang sering diabaikan. Padahal disebutkan dalam sebuah hadits, "Dua rakaat dengan bersiwak lebih utama daripada tujuh puluh rakaat tanpa bersiwak." Dalam hadits yang lain dinyatakan, "Jagalah siwak, karena dalam miswak terdapat sepuluh keutamaan: 1. Membersihkan mulut 2. Menyebabkan Allah ridha 3. Membuat syaitan marah 4. Membuat Allah dan para malaikat-Nya mencintainya 5. Menguatkan gigi 6. Menghilangkan kotoran 7. Mewangikan mulut 8. Mengurangi kekuningan 9. Memperjelas penglihatan 10. Menghilangkan bau mulut, dan bersiwak adalah sunah Rasulullah saw.." (Al-Munabbihat – Ibnu Hajar).

Para ulama telah mengumpulkan sampai tujuh puluh kelebihan bersiwak, salah satu di antaranya adalah akan dimudahkan mengucapkan syahadat ketika meninggal dunia. Sebaliknya, menghisap candu mengandung tujuh puluh madharat, salah satu di antaranya adalah akan menyebabkan lupa mengucapkan kalimat syahadat ketika meninggal dunia. Masih banyak pahala lainnya jika wudhu dikerjakan dengan sempurna. Sebuah hadits menyebutkan bahwa pada hari Kiamat, anggota tubuh yang dibasahi air wudhu akan bercahaya. Dan dengan cahaya inilah Nabi saw. akan mudah mengenali umatnya.

niat amal dan sampaikan alhamdulillah...

Comments

Populer

Mati Sesuai Hoby atau Kebiasaan Hidup Seseorang

Seseorang Meninggal Sesuai Kebiasaan Hidupnya Meninggalnya diri seseorang secara otomatis akan menghentikan semua aktivitas organ di dalam tubuhnya. Tak hanya itu saja, badan dan kaki serta tangan pun mendadak menjadi dingin seiring rohnya dicabut oleh malaikat. Memang begitulah tanda umum manusia yang meninggal dunia. Meski begitu tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Pemilik Alam Semesta. Ia akan memperlihatkan kepada manusia apa yang menurut mereka sulit diterima dengan akal sehat. Seorang dokter berkebangsaan Arab Saudi bernama Dr dr Khalid bin Abdul Aziz Al Jabir dalam bukunya yang berjudul “Musyahadat Thabib Qashash Waqi’iyah” menulis berbagai kejadian yang dialaminya selama bertugas dan bisa diambil hikmahnya. Salah satunya adalah kisah tentang seorang muadzin yang menginggal dunia namun jantungnya masih mengumandangkan adzan. Kisahnya berawal dari percakapan Dr Khalid dengan seorang penasehat Kesehatan Jantung di Pusat Penanganan Penyakit Jantung Amir Sul...

Dahsyatnya Menundukkan Pandangan

🌾Kisah yg penuh Ibroh/Pelajaran Pemuda Maroko & Wanita Amerika Ketika ujian datang kepada kita, disaat kita berada pada kondisi yang sangat memungkinkan untuk malakukan perbuatan itu (maksiat), namun kita merasa malu kepada Alloh dan malu terhadap predikat kita sebagai "seorang muslim", maka niscaya Alloh akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik dari itu semua. Tidaklah kejayaan itu melainkan dengan Islam, tidaklah harga diri itu melainkan dengan Islam, dan tidaklah kebahagiaan itu sempurna melainkan dengan Islam. Ini adalah sebuah kisah yang sangat menarik untuk bisa diambil pelajarannya bagi kita semua. Sebuah kisah, yang mungkin pada hari ini kita selayaknya bercermin pada diri kita masing-masing, apakah yang selama ini diri kita perbuat terhadap apa-apa yang Alloh larang??? Dan Alloh akan selalu menolong hambaNya yang sabar lagi ikhlas dalam menjalankan ketaatan kepadaNya dan menjauhi laranganNya. Berikut kisah yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Has...