Skip to main content

Finhashiyyah

Finhashiyyah ( الفِنْحَاصِيَّةُ )
##########

Dahulu, di zaman Nabi Muhammad, ada seorang lelaki yang bernama Finhash ( فِنْحَاصٌ ).

Orang ini adalah salah satu tokoh intelektual kaum Yahudi yang didengarkan ucapannya dan menjadi panutan.

Suatu hari, Abu Bakar menasehatinya agar masuk Islam, namun  secara kurangajar dia merespon dengan kata-kata yang ringkasnya kira-kira seperti ini:

“Hai Abu Bakar, tuhanmu itu dalam Al-Qur’an itu ‘kan bilang mau pinjam uang kepada orang-orang beriman. Kalau dia pinjam uang, berarti dia miskin dong”

Orang ini memaksudkan ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

{مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً} [البقرة: 245]

245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak?

Ayat yang sebenarnya sangat jelas dalam cita rasa bahasa Arab dengan kualitas sastra tinggi bermakna anjuran berinfak dijalan Allah (ini bahasa majasi/metafor yang sudah biasa diulas sangat bagus oleh ulama-ulama tafsir) kemudian DIPUTAR BALIKKAN MAKNANYA dengan tujuan yang busuk.

Memutar balikkan kata-kata!

Inilah sifat Finhash.

Kekurangajaran Finhash ini sampai diabadikan dalam Al-Qur’an:

{لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ } [آل عمران: 181]

181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Aku akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Aku akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar"

Rupanya, kecenderungan menyimpang dalam dien seperti Finhash ini di zaman sekarang pelan-pelan banyak menginfeksi orang.

Secara tidak sadar, mulai banyak yang terjangkiti finhashiyyah, dan celakanya yang terkena justru banyak kalangan yang dianggap kaum intelektual dan tokoh.

Yang jadi korban selalu orang awam.

Contoh ungkapan memutar balikkan kata-kata:

“Tuhan tidak perlu dibela, karena Dia Maha Kuasa. Bukankah Dia Raja alam semesta?”

“Islam tidak perlu dibela, karena sudah mulia. Islam itu rusak karena pemeluknya”

“Nabi Muhammad tidak perlu dibela, beliau sudah mulia. Penghinaan tidak mengurangi keagungan beliau”

dsb

Sungguh, ungkapan di atas adalah pemutar balikan kata-kata.

Akrobat intelektual. Mirip seperti cara argumentasi “slengekan” ketika orang mengatakan:

“Istri orang, sebenarnya adalah istri kita juga,
Karena kita adalah orang”

Orang yang berpengetahuan akan mudah mengidentifikasi kebatilan ucapan tersebut, namun orang awam bisa jadi ada yang terfitnah.

Orang beriman membela Allah itu jangan dibayangkan bahwa yang dibela adalah lemah sehingga butuh perlindungan. Membela Allah adalah bahasa metafor, maknanya adalah tidak terima penghinaan terhadap Allah, dan itu adalah bukti cinta. Allah tidak menuntut kita melindungi-Nya, tetapi menuntut kita menyembah-Nya. Aksi terpenting penyembahan kepada-Nya adalah menjadikan puncak cinta hanya kepada-Nya. Adalah cinta palsu jika diam saja ketika yang dicintai dihinakan.

Membela Islam itu jangan dibayangkan islam seperti makhluk hina yang perlu dilindungi. Membela islam adalah bahasa metafor. Maknanya menjalankan perintah Allah sebagai bentuk ketaatan untuk meninggikan kalimat-Nya.

Membela Nabi Muhammad itu bukan karena dengan penghinaan maka keagungan beliau menjadi berkurang. Menjaga kehormatan Nabi Muhammad adalah tuntutan iman dan konsekuensi cinta kepada Allah. Dusta besar jika ada orang yang mengaku cinta Allah, tetapi tidak cinta kepada nabi Muhammad.

Bahasa majasi dalam Al-Qur’an itu banyak. Untuk memahaminya perlu bahasa Arab yang cukup, ilmu balaghoh, pengetahuan syair jahiliyyah, dan penjelasan ulama yang otoritatif.

Contoh ayat yang sering didengar:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]

7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu

Betapa rusaknya jika ayat ini  dipahami bahwa Allah itu lemah sehingga perlu ditolong.

Memutar balikkan kata-kata adalah sunnahnya kaum Yahudi. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

{يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ } [المائدة: 13]

“mereka mengubah kalimat-kalimat dari tempatnya”

###

Waspada dengan Finhash-Finhash zaman sekarang.

Jika ada tokoh yang dikagumi, atau kaum intelek yang didengarkan ucapannya namun memiliki kecenderungan finhashiyyah, segera saja ditinggalkan.

Ganti panutan.

Agar tidak salah jalan.

Wallahua’lam.

--
Dikirim dari smartphone OPPO saya

Comments

Populer

Mati Sesuai Hoby atau Kebiasaan Hidup Seseorang

Seseorang Meninggal Sesuai Kebiasaan Hidupnya Meninggalnya diri seseorang secara otomatis akan menghentikan semua aktivitas organ di dalam tubuhnya. Tak hanya itu saja, badan dan kaki serta tangan pun mendadak menjadi dingin seiring rohnya dicabut oleh malaikat. Memang begitulah tanda umum manusia yang meninggal dunia. Meski begitu tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Pemilik Alam Semesta. Ia akan memperlihatkan kepada manusia apa yang menurut mereka sulit diterima dengan akal sehat. Seorang dokter berkebangsaan Arab Saudi bernama Dr dr Khalid bin Abdul Aziz Al Jabir dalam bukunya yang berjudul “Musyahadat Thabib Qashash Waqi’iyah” menulis berbagai kejadian yang dialaminya selama bertugas dan bisa diambil hikmahnya. Salah satunya adalah kisah tentang seorang muadzin yang menginggal dunia namun jantungnya masih mengumandangkan adzan. Kisahnya berawal dari percakapan Dr Khalid dengan seorang penasehat Kesehatan Jantung di Pusat Penanganan Penyakit Jantung Amir Sul...

Tahu Tapi Sayang Tak Mengamalkan

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: "Seorang anak perempuan meninggal karena Alloh, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!" Anak perempuan itu menjawab: "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Alloh, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya... " Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya ( sesungguhnya kita mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan..." ), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya.." 🌺Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali  akan  menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang.. Be...

Renungan Jumat

Peliharalah harta hartamu dengan berzakat, dan obatilah penyakit penyakitmu dengan bershodaqoh, dan hadapilah segala gelombang musibah dan penderitaan dgn banyak banyak mendekatkan diri dengan kerendahan diri kpd Allah dgn banyak berdoa kepada Allah ( Al Hadits )