Skip to main content

JADIKAN DIRI & SEGALANYA MENJADI MILIK ALLAH.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Seseorang yang membaca (إِيَّاكَ نَعْبُدُ) IYYAAKA NA'BUDU=hanya kepada-Mu kami mengabdi" dengan menonjolkan kekamiannya, pada hakikatnya menanamkan ke dalam jiwanya sambil mengadu kepada Allah bahwa ibadah yang sedang dilakukannya itu masih belum mencapai kesempurnaan; shalatnya belum khusyuk, pikirannya masing melayang, sujudnya belum sempurna, bacaan-bacaannya belum terhayati, dan sebagainya. Namun demikian, ia seakan-akan berkata kepada Tuhan, "Ya Allah, aku datang bersama yang lain, yang lebih sempurna ibadahnya daripada aku. Gabungkan ibadahku dengan ibadah mereka agar Engkau menerima pula ibadahku."

Dengan bentuk jamak yang mengandung makna kebersamaan itu, seseorang yang sedang beribadah akan merasakan pula kehadirannya di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tetapi kehadiran yang sangat kecil, tidak berarti di hadapan kehadiran Allah Yang Mahabesar, Mahakuasa, lagi Maha Pemurah itu. Itu sebabnya sehingga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan (perbandingan satu banding) dua puluh tujuh" (HR Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Umar).

Ini pula sebabnya sehingga permohonan dalam ayat lima dari surah al-Fatihah ini disusul dengan permohonan (وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) "WA IYYAAKA NASTA-'IIN=dan hanya kepada-Mu kami memohon bantuan". Salah satu segi bantuan itu adalah menyempurnakan ibadah yang dilakukan tadi sehingga dapat diterima bahkan mencapai tingkat tertinggi.

Makna lain yang dapat ditarik dari redaksi (إِيَّاكَ نَعْبُدُ) IYYAAKA NA'BUDU dapat terungkap setelah memahami hakikat ibadah yang dijelaskan di atas. Seperti dikemukakan, salah satu hakikat ibadah adalah menyadari bahwa apa yang berada di bawah genggaman tangan si pengabdi atau yang menjadi "miliknya" pada hakikatnya adalah milik siapa yang kepada-Nya ia mengabdi, dalam hal ini bagi pengucap (إِيَّاكَ نَعْبُدُ) IYYAAKA NA'BUDU adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika demikian, sipengucap, dengan menghayati makna ibadah yang diucapkannya itu, telah menjadikan diri dan segala apa yang berada dalam genggaman tangannya menjadi milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Segala sesuatu, termasuk diri sipengucap, telah diserahkannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata-mata, tidak sedikit pun yang tersisa. Bukankah ia telah menyatakan "Hanya kepada-Mu?"

سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
أللهم صل على سيد نا محمد , اللهم صل عليه وسلم
أللهم صل على سيد نا محمد , اللهم صل عليه وسلم
أللهم صل على سيد نا محمد , اللهم صل عليه وسلم

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Populer

Mati Sesuai Hoby atau Kebiasaan Hidup Seseorang

Seseorang Meninggal Sesuai Kebiasaan Hidupnya Meninggalnya diri seseorang secara otomatis akan menghentikan semua aktivitas organ di dalam tubuhnya. Tak hanya itu saja, badan dan kaki serta tangan pun mendadak menjadi dingin seiring rohnya dicabut oleh malaikat. Memang begitulah tanda umum manusia yang meninggal dunia. Meski begitu tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Pemilik Alam Semesta. Ia akan memperlihatkan kepada manusia apa yang menurut mereka sulit diterima dengan akal sehat. Seorang dokter berkebangsaan Arab Saudi bernama Dr dr Khalid bin Abdul Aziz Al Jabir dalam bukunya yang berjudul “Musyahadat Thabib Qashash Waqi’iyah” menulis berbagai kejadian yang dialaminya selama bertugas dan bisa diambil hikmahnya. Salah satunya adalah kisah tentang seorang muadzin yang menginggal dunia namun jantungnya masih mengumandangkan adzan. Kisahnya berawal dari percakapan Dr Khalid dengan seorang penasehat Kesehatan Jantung di Pusat Penanganan Penyakit Jantung Amir Sul...

Tahu Tapi Sayang Tak Mengamalkan

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: "Seorang anak perempuan meninggal karena Alloh, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!" Anak perempuan itu menjawab: "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Alloh, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya... " Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya ( sesungguhnya kita mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan..." ), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya.." 🌺Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali  akan  menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang.. Be...

Renungan Jumat

Peliharalah harta hartamu dengan berzakat, dan obatilah penyakit penyakitmu dengan bershodaqoh, dan hadapilah segala gelombang musibah dan penderitaan dgn banyak banyak mendekatkan diri dengan kerendahan diri kpd Allah dgn banyak berdoa kepada Allah ( Al Hadits )