Allah SWT berfirman, sesungguhnya aku ini
adalah Allah,
tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku; maka sembahlah Aku dan dirikan shalat untuk
mengingat-Ku (QS. Thaha [20]: 14)
Menjelang
shubuh, khalifah Umar
bin Khathab
berkeliling kota membangunkan kaum muslimin untuk shalat shubuh. Ketika waktu
shalat tiba, dia sendiri yang mengatur shaf-shaf shalat dan mengimami para
jamaah.
Pada
shubuh itu tragedi besar dalam sejarah terjadi. Saat khalifah mengucapkan
takbiratul ikhram, tiba-tiba seorang lelaki bernama abu lu'luah menikamkan
sebilah pisau ke bahu, pinggang, dan ke bawah pusar beliau. Darahpun menyembur.
Namun, khalifah yang berjulukan "singa padang pasir" ini tidak
bergeming dari kekhusyukannya memimpin shalat.
Padahal
waktu shalat masih bisa ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Sekuat
apa pun umar, akhirnya ia ambruk juga. Walau demikian, beliau masih sempat
memerintahkan Abdurrahman
bin 'Auf untuk
menggantikannya sebagai imam.
Beberapa
saat setelah ditikam, kesadaran dan ketidaksadaran silih berganti mendatangi
khalifah Umar
bin Khathab.
Para sahabat yang mengelilinginya demikian cemas akan keselamatan khalifah.
Salah
seorang di antara mereka berkata, "Kalau beliau masih hidup, tidak ada yang bisa
menyadarkannya selain kata-kata shalat!" lalu yang hadir serentak berkata,
"Shalat wahai amirul mukminin. Shalat telah hampir dilaksanakan."
Beliau
langsung tersadar, "Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah. Tiada keberuntungan dalam islam bagi yang
meninggalkan shalat." Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran. Subhanallah!
Comments
Post a Comment